Kajian Folklore dan Makna Tradisi Ngedun-Dunke Masyarakat Tlogopucang
Keywords:
Tradisi, Ngedun-dunke, Folklore, masyarakatAbstract
Penelitian ini mengkaji tradisi Ngedun-Dunke di Desa Tlogopucang dalam perspektif kajian folklore, dengan fokus pada simbol dan makna yang dimengerti oleh masyarakat setempat. Tradisi ini menarik untuk diteliti karena merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu-Buddha Jawa kuno dengan Islam, yang masih dilestarikan hingga kini. Pertanyaan utama yang diajukan adalah: bagaimana proses pelaksanaan tradisi Ngedun-Dunke, dan apa makna filosofis dari setiap tahapannya? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif-analitis. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan Mbah Dukun sebagai pemimpin ritual dan dua warga setempat. Sumber sekunder mencakup dokumen, catatan, dan literatur terkait tradisi lokal. Penelitian dilakukan di Desa Tlogopucang, Kandangan, Temanggung, yang dikenal masih menjaga tradisi lokal secara turun-temurun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Ngedun-Dunke memiliki makna kolektif yang dipahami bersama oleh masyarakat. Ritual ini terdiri dari serangkaian proses, seperti doa bersama, prosesi simbolis dengan media bunga, bubur merah-putih, dan tangga ondho limo, hingga pemilihan benda oleh bayi yang mencerminkan harapan orang tua terhadap masa depan anak. Prosesi tersebut menegaskan nilai kebersamaan, spiritualitas, dan penghormatan terhadap alam dan leluhur. Makna simbolis yang terkandung, seperti hubungan manusia dengan alam dan pencarian keberkahan, menjadi elemen utama dalam pelestarian tradisi ini. Penelitian ini memperkuat pandangan bahwa tradisi Ngedun-Dunke adalah bagian dari folklore sebagian lisan yang memainkan peran penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Tlogopucang di tengah arus modernisasi.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Fahrurrosin (Author)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.